Minggu, 23 November 2008

analisa masalah sosial

Masalah sosial adalah masalah yang kompleks muncul di kehidupan sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini tentunya perlu mencermati cara menganalisa masalah sosial. Salah satunya perlu di bedakan dari dua perspektif analisis masalah sosial khususnya sosiologi yaitu perspektif kultural dan perspektif struktural. Tulisan awal ini akan lebih melihat dari aspek kultural salah satunya dengan mencermati analisa 'modal sosial'...simak..ya..

Secara umum, pandangan para pakar dalam mendefinisikan konsep modal sosial dapat dikategorikan dalam dua kelompok yaitu[1] :
a. menekankan pada jaringan hubungan sosial (social network)
diwakili tokoh Brehm&Rahn(1997,p.999) berpendapat bahwa modal sosial adalah: jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka. Definisi lain dari Pennar (1997,p.154) “the web of social relationships that influences individual behavior and thereby affects economic growth”
(jaringan hubungan sosial yang mempengaruhi perilaku individual yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi).
Woolcock(1998,p.153) mendefinisikan modal sosial sebagai “the information,trust, and norms of reciprocity inhering in one’s social networks.” Cohen dan Prusak (2001,p.3) berpendapat bahwa “social capital consists of the stock of active connections among people:the trust, mutual understanding and shared values and behaviours that bind the members of human networks and communities and make cooperative action possible.(Modal sosial adalah kumpulan dari hubungan yang aktif di antara manusia:rasa percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas yang memungkinkan adanya kerjasama).
Dengan demikian, kelompok pertama ini menekankan pada aspek jaringan hubungan sosial yang diikat oleh kepemilikan informasi, rasa percaya, saling memahami, dan kesamaan nilai, dan saling mendukung. Modal sosial akan semakin kuat apabila sebuah komunitas/organisasi memiliki jaringan hubungan kerjasama, baik secara internal komunitas/organisasi, atau hubungan kerjasama yang bersifat antar komunitas/organisasi. Jaringan kerjasama yang sinergistik yang merupakan modal sosial akan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan bersama. menekankan pada karakteristik (traits) yang melekat (embedded) pada diri individu manusia yang terlibat dalam sebuah interaksi sosial diwakili oleh Fukuyama (1995) mendefinisikan modal sosial sebagai berikut : “social capital” : the ability of people to work together for common purposes in groups and organizations” (p.10). Dengan bahasa yang lain, Fukuyama (1997) menjelaskan bahwa”Social capital can be defined simply as the existence of a certain set of informal values or norms shared among members of a group that permit cooperation among them. (Modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di antara mereka).
[1] Dalam Pidato Djamaludin Ancok.2003.Modal Sosial dan Kualitas Masyarakat,hal.16-18
Adapun lingkup modal sosial sebagaimana yang dipaparkan oleh Carrier R Leana dan Van Burren, terdiri dari tiga komponen utama yaitu associability, shared trust, dan shared responsibility. Dalam konteks associability, penekanannya adalah sociability, kemampuan melakukan interaksi sosial diikuti dengan kemampuan memacu aksi kolektif yang memadai dalam usaha-usaha bersama. Selain itu, dibutuhkan shared trust, kepercayaan timbal balik, dan juga shared responsibility, tanggung jawab timbal balik dalam usaha kolektif. Dalam perspektif serupa, Don Cohen Laurens, mengungkapkan bahwa modal sosial dapat terlihat dalam aspek trust, mutual understanding (saling memahami), shared knowledge(pengetahuan bersama), dan cooperative action (aksi bersama). Modal sosial terjelma dari persenyawaan tiga unsur yaitu pertama, ikatan tradisi dalam wujudnya sebagai keluarga, kekerabatan dan kewilayahan;kedua, kesediaan untuk bekerja keras di bawah pemahaman bahwa mereka yang tidak bekerja tidak berhak memperoleh makanan;ketiga, suatu konteks yang disediakan oleh pemegang tampuk kekuasaan berupa ketentraman politik, terbukanya kesempatan ekonomi dan finansial serta jaminan keamanan masa depan yang meyakinkan.
Dari paparan definitif sampai pada ranah kongkret dari modal sosial, perlu adanya penegasan bahwa ciri penting modal sosial sebagai sebuah kapital dibandingkan dengan kapital lainnya adalah asal usulnya yang bersifat sosial, yaitu relasi sosial dianggap sinergi atau kompetisi dimana kemenangan seseorang hanya dapat di cap di atas kekalahan orang lain. Karenanya, komponen modal sosial dapat dilihat dalam tiga level yaitu level nilai, institusi, dan mekanisme yaitu untuk aspek nilai lebih kepada kultur,persepsi,simpati,dan kepercayaan, untuk institusi lebih pada ikatan yang terdapat dalam komunitas lokal,jaringan,dan asosiasi, sementara untuk mekanisme lebih pada tingkah laku kerjasama dan sinergi (Sumber : Mefi Hermawanti dan Hesti Rinandari,2003:8.).

Dengan demikian, analisa modal sosial salah satunya dapat digunakan untuk mencermati:
(1) hubungan sosial, merupakan bentuk komunikasi bersama melalui hidup berdampingan sebagai interaksi antar individu;(2) adat dan nilai budaya lokal yang menjunjung tinggi kebersamaan, kerjasama, dan hubungan sosial dalam masyarakat;(3) toleransi merupakan salah satu kewajiban moral yang harus dilakukan setiap orang ketika berada/hidup bersama orang lain;(4) kesediaan untuk mendengar berupa sikap menghormati pendapat orang lain;(5) kejujuran menjadi salah satu hal pokok dari keterbukaan/transparansi untuk kehidupan lebih demokratis; (6) kearifan lokal dan pengetahuan lokal sebagai pendukung nilai-nilai yang ada dalam masyarakat;(7) jaringan sosial dan kepemimpinan sosial yang terbentuk berdasar kepentingan/ketertarikan individu secara prinsip/ pemkiran dimana kepemimpinan sosial terbentuk dari kesamaan visi, hubungan personal atau keagamaan; (8) kepercayaan merupakan hubungan sosial yang dibangun atas dasar rasa percaya dan rasa memiliki bersama;(9) kebersamaan dan kesetiaan berupa perasaan ikut memiliki dan perasaaan menjadi bagian dari sebuah komunitas; (10) tanggung jawab sosial merupakan rasa empati masyarakat terhadap upaya perkembangan lingkungan masyarakat; (11) partisipasi masyarakat berupa kesadaran diri seseorang untuk ikut terlibat dalam berbagai hal berkaitan dengan diri dan lingkungan dan (12) kemandirian berupa keikutsertaan masyarakat dalam pengambilan keputusan.

Sementara ini..lanjut kesempatan lain..:)

1 komentar:

  1. saya rendra..
    mau nanya ini, sebagai orang yang sdh punya banyak pengalaman ttg pemberdayaan masyarakat nilai-nilai apa saja yang ada dalam masyarakat yang dapat memicu munculnya partisipasi masyarakat?

    BalasHapus

Posting ur comment yach:)